Kelancaran operasional Perusahaan di tengah beragam risiko yang mungkin timbul akibat faktor internal maupun eksternal, tentu menjadi harapan bagi seluruh pihak dalam upaya mencapai tujuan dan cita-cita Perusahaan. Oleh karena itu, diperlukan mekanisme penanggulangan risiko operasional yang baik dan sistematis melalui penerapan manajemen risiko.
Tujuan utama pendekatan manajemen risiko Perusahaan adalah memastikan bahwa Perusahaan selalu melakukan kajian risiko secara menyeluruh atas setiap kegiatan yang telah ditetapkan guna melindungi dan mencapai kepentingan Perusahaan. Selain itu, manajemen risiko memungkinkan Perusahaan mengenali dan mengelola risiko-risikonya dengan membangun sebuah sistem pengawasan dan pengelolaan, sehingga akan meningkatkan kemampuan Perusahaan dalam mencapai visi, misi dan tujuan strategisnya.
Sebagai wujud komitmen Perusahaan terhadap penerapan manajemen risiko, pada 2011 Perusahaan mendirikan Unit Manajemen Risiko secara khusus. Hal tersebut untuk meningkatkan kapasitas Perusahaan dalam mengelola seluruh risiko yang dihadapi dalam kegiatan operasionalnya. Unit Manajemen Risiko secara terus menerus melakukan pengembangan dan perbaikan mutu sistem pengawasannya dengan membangun koordinasi pada setiap lini untuk mendapatkan update terkait efektivitas penerapan regulasi di lapangan, serta memberikan masukan bagi manajemen Perusahaan sebagai upaya perbaikan.
Potensi Risiko Perusahaan
Potensi risiko dalam kegiatan usaha umum dihadapi bagi setiap entitas usaha. Jika tidak diberikan perhatian khusus, risiko tersebut dapat menghambat kinerja operasional Perusahaan dan mempengaruhi prospek dan tujuan usaha kedepan. Sebagai langkah awal dalam meminimalisir risiko usaha, identifikasi dan klasifikasi risiko perlu dilakukan. Hal tersebut berguna untuk memudahkan Perusahaan dalam merumuskan kebijakan penanggulangan dari setiap risiko-risiko yang ada.
RISIKO INTERNAL
Risiko Tidak Tercapainya Target Produksi
Dalam melaksanakan kegiatan operasionalnya, terdapat kemungkinan produksi yang ditargetkan tidak tercapai. Hal ini dapat terjadi karena kerusakan pada alat-alat berat yang digunakan sehingga proses produksi tidak berjalan dengan sebagaimana mestinya.
Risiko Sumber Daya Manusia
Sumber daya manusia merupakan aset utama Perusahaan. Perusahaan berupaya penuh untuk meningkatkan kompetensi karyawan agar dapat mencapai target kegiatan operasional secara aman dan terkendali. Kegagalan dalam pencapaian kegiatan operasional yang aman akan mempengaruhi pencapaian produksi Perusahaan. Hal ini juga akan mengurangi pendapatan dan meningkatkan biaya operasional yang disebabkan oleh inefisiensi produksi.
Risiko Kerusakan Peralatan
Sebagai kontraktor pertambangan, Perusahaan sangat tergantung pada peralatan produksi dan alat pengangkutan. Oleh karena itu, apabila terjadi kerusakan maupun kekurangan suku cadang peralatan, maka akan mengganggu kegiatan operasional Perusahaan, sehingga meningkatkan biaya produksi. Risiko ini tidak jauh berbeda dengan risiko tidak tercapainya target produksi, bahkan saling berkaitan.
RISIKO EKSTERNAL
Risiko dengan Pemberi Kerja
Risiko pembatalan kontrak atau pemutusan kontrak secara sepihak dapat terjadi pada Perusahaan yang disebabkan oleh ketidakmampuan melaksanakan pekerjaan sesuai perjanjian kontrak. Setiap kontrak pertambangan selalu mencantumkan syarat-syarat pembatalan atau pemutusan perjanjian secara sepihak. Contoh: Jika jumlah produksi di bawah target, Perusahaan akan dikenakan penalti. Selain itu, kontrak juga berpotensi ditinjau ulang oleh pemilik konsesi. Hal ini tentu berdampak pada pendapatan dan laba bersih Perusahaan.
Risiko Gagal atau Tertundanya Proyek
Dalam proses pengerjaan serta pembangunan suatu proyek, Perusahaan menghadapi risiko kegagalan atau tertundanya proyek. Hal ini dapat disebabkan oleh berbagai macam faktor, seperti keberatan dari masyarakat sekitar lokasi proyek, meningkatnya biaya proyek melebihi anggaran, tidak terpenuhinya ketentuan-ketentuan yang disyaratkan oleh Pemerintah Daerah dan Pusat, dan lain-lain. Kegagalan dan penundaan proyek akan berdampak pada arus kas Perusahaan karena tidak terealisasinya pendapatan yang telah diproyeksikan di tahun-tahun mendatang, sementara Perusahaan telah mengeluarkan biaya investasi proyek dan modal kerja.
Risiko Pembayaran
Risiko ini dapat terjadi akibat tidak lancarnya pembayaran dari pemberi pekerjaan atau pihak ketiga lainnya, yang dapat menimbulkan piutang bermasalah sehingga dapat mempengaruhi arus kas Perusahaan.
Risiko Nilai Tukar Valuta Asing
Fluktuasi nilai tukar mata uang asing akan menimbulkan rugi selisih kurs yang berpengaruh pada besarnya laba Perseroan. Pembukuan Perusahaan dilakukan dalam mata uang dolar Amerika Serikat. Pendapatan serta mayoritas kewajiban Perusahaan juga dalam bentuk mata uang dolar AS. Namun demikian, beberapa kewajiban seperti pembayaran gaji dan beberapa utang dagang dalam mata uang rupiah. Perubahan nilai tukar yang drastis akan berdampak pada kinerja keuangan Perusahaan.
Risiko Kebijakan Pemerintah, Kondisi Ekonomi, dan Sosial Politik
Peraturan dan kebijakan pemerintah baik Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Daerah yang secara langsung maupun tidak langsung berkaitan dengan kegiatan usaha dapat mempengaruhi kinerja Perusahaan secara keseluruhan. Kebijakan-kebijakan yang dapat mempengaruhi kegiatan usaha Perusahaan secara negatif antara lain pembatalan berbagai izin yang dimiliki, penangguhan pelaksanaan proyek, pencabutan kuasa pertambangan termasuk pelarangan adanya hubungan istimewa antara pemberi kerja dan kontraktor pertambangan. Hal ini dapat menyebabkan tertundanya proyek yang telah maupun akan diperoleh oleh Perusahaan, sehingga dapat mengurangi pendapatan Perusahaan.
Risiko Persaingan Usaha
Perusahaan menghadapi persaingan dengan beberapa perusahaan domestik dan asing yang bergerak dalam bidang usaha yang sama. Apabila Perusahaan tidak mampu menjalankan usaha secara efektif dan efisien serta menjaga kualitas dan penyelesaian tepat waktu, maka dapat berpotensi mengakibatkan turunnya reputasi Perusahaan. Hal ini juga akan mengurangi kemampuan Perusahaan untuk mendapatkan kontrak baru yang akhirnya mempengaruhi pendapatan Perusahaan di masa depan.
Risiko Bencana Alam
Risiko bencana alam yang dapat mempengaruhi kegiatan operasional Perusahaan antara lain kebakaran hutan, banjir, dan tanah longsor. Risiko-risiko ini dapat mempengaruhi akses transportasi Perusahaan, sehingga menyebabkan terganggunya proses produksi. Risiko ini juga akan meningkatkan biaya operasional, karena perlunya perbaikan di area penambangan yang terkena bencana. Dari sisi keuangan, akan berakibat pada menurunnya pendapatan Perusahaan.
Risiko Perkembangan Teknologi
Perkembangan teknologi sangat berpengaruh terhadap efisiensi dan produktivitas Perusahaan. Jika Perusahaan tidak mengikuti perkembangan teknologi, akan menaikkan biaya produksi yang pada akhirnya berpengaruh pada daya saing Perusahaan untuk memperoleh kontrak baru.
Risiko Lingkungan
Perusahaan melakukan penambangan terbuka yang akan mempengaruhi kualitas lingkungan hidup di sekitar daerah penambangan. Perusahaan berisiko terhadap tuntutan perbaikan kerusakan lingkungan yang membutuhkan biaya.Apabila ini tidak dilakukan, bisa berakibat pada penutupan tambang dan menurunkan reputasi Perusahaan.